Sluku – sluku batok (Ghuslu-ghuslu bathnaka)
Batoke ela – elo (Bathnaka lailaha
illallah)
Sri Rama menyang Solo (kutho) (Sharima yasluka)
Oleh – olehe payung mutho (Lailaha illallah hayun
(wal) mauta)
Mak jentit lolo lobah (Mandzalik muqarabah)
Wong mati ora obah (Hayun (wal) mauta
innalillah)
Yen obah medeni bocah (Mahabbatan mahrajuhu
taubah)
Yen urip goleko duwit. (Yasrifu innal khalaqna
insana mindhafiq)
Ghuslu-ghuslu bathnaka (Sucikanlah batinmu)
Bathnaka lailaha illallah (Batin senantiasa
berzikir lailaha illallah)
Sharima yasluka (Ambillah jalan masuk)
Lailaha illallah hayun (wal) mauta (Esakan Tuhan selagi
hidup (sebelum maut tiba).)
Mandzalik muqarabah (Siapa yang ingin dekat
dengan Allah)
Hayun (wal) mauta innalillah (Hidup dan mati itu
milik Allah)
Mahabbatan mahrajuhu taubah (Kecintaan menuju
pertobatan)
Yasrifu innal khalaqna insana mindhafiq (Perhatikanlah,
manusia itu diciptakan dari apa, ia diciptakan dari air yang memancar.
Lagu sederhana ini karya para wali jaman dulu, Yang begitu luas
pemahamannya tentang agama, Yang begitu dalam ungkapan jiwa seninya, Yang
begitu peduli pada pendidikan anak negeri, Yang begitu bersemangat sebarkan
kebajikan.
Makna yang terkandung di dalam lagu tersebut, Namun perlu kalian
ingat bahwa ini hanya pemahaman sebagian kita yang masih dangkal, Suatu saat
kelak Mungkin ada yang lebih baik lagi memahami ini.
"Sluku-sluku bathok" Kalimat ini mempunyai
beberapa penafsiran, ada yang mengatakan kalau kalimat ini berasal dari bahasa
arab "Ghuslu-ghuslu bathnaka", yang artinya mandikanlah
batinmu. Maksudnya, kita harus membersihkan batin dulu sebelum membersihkan
badan atau raga. Sebab lebih mudah membersihkan badan dibandingkan membersihkan
batin atau jiwa. Ada pula yang menafsirkan lain, yaitu berasal dari bahasa arab "usluk-usluk
bathnak", yang artinya Jalankanlah batinmu. Maksudnya, kita harus menjalankan
batin kita untuk mendekat dengan Allah, tidak hanya raga kita saja yang
melakukan sholat atau ibadah lainnya, melainkan batin kita juga, bahkan
ke-khyusu'an batin kita inilah yang mengantarkan kita untu lebih dekat
dengan Allah.
"Bathoke ela-elo" Lah sluku-sluku bathoke
tadi dengan cara bagaimana?
Yaitu dengan cara ela-elo. Yakni dengan cara "Batinmu
(melantunkan): laa ilaaha illallaah", maksudnya, hati kita harus
senantiasa berdzikir kepada Allah, diwaktu senang apalagi susah, dikala
menerima nikmat maupun musibah, sebab setiap persitiwa yang dialami manusia,
pasti mengandung hikmah. Allah yang menciptakan kita, dan pastinya Dia juga yang
mengerti kita. Tiada sandaran selain kepadaNya, sandaran dalam berfikir,
bermain, bekerja, berkarya, dan semua aktifitas keseharian kita.
"Si Rama menyang Solo" Siram (mandilah, bersuci)
menyang (menuju) Solo (Sholat). Mandilah, bersucilah, kemudian kerjakanlah
shalat. Maksudnya, sebelum kita mengerjakan sholat ataupun ibadah yang lainnya,
kita harus siram, mandi, atau mensucikan diri dari hadas ataupun kotoran
lahir-batin, karena Gusti Allah itu Maha Suci, dan sangatlah tidak sopan kalau
kita menemuiNya dalam kedaan tidak bersih dan tidak suci. Jagalah sholat mulai
sekarang, jaga sholat jangan sampai lupa, jaga sholat walau dalam kondisi
lelah, capek, senang, sedih, bermain atau menyendiri, sebab sholat akan menjaga
kita dari kesalahan, dari kesesatan jalan yang kita tempuh nanti. Ingatlah,
maka kelak kalian akan menemukan "sirru maa yashilu",
yaitu rahasia kenapa kita hidup di dunia ini, rahasia ibadah, rahasia segala
ciptaan Allah, dan rahasia kalimat Laa ilaaha illallah.
"Oleh-olehe payung mutho" Namun menjaga sholat
saja belum cukup, kita juga harus mengucap "oleh-olehe payung mutho",
yaitu mengucapkan "laa ilaaha illallah hayyun mauta".
Maksudnya, kita harus senantiasa melanggengkan dzikir kepada Allah mumpung
masih hidup, bertaubat sebelum datangnya maut. Ingat, manusia hidup di alam
dunia tidak sekedar memburu kepentingan duniawi saja, tetapi harus seimbang
dengan urusan-urusan ukhrowi.
"Pak jenthit lolo lobah" Maka dari itu, "fajaddid
allaila lubbah", yaitu perbaruilah (imanmu dengan ucapan laa ilaaha
illallaah) pada malam ini, yaitu pada tengah (malam)Nya. Perbaruilah iman
dengan memperbanyak dzikir, sujud, wirid kepadaNya, terutama dalam waktu-waktu
sepertiga malam. Karena harus kita ingat, "Pak jenthit lolo
lobah" (kematian itu datangnya tiba-tiba), tak ada yang tahu. Tak bisa
dimajukan atau dimundurkan walau sesaat. Sehingga saat kita hidup, kita harus
senantiasa bersiap dan waspada. Selalu mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal
untuk dibawa mati.
"Wong mati ora obah Yen obah medeni bocah" Dan saat kematian sudah
datang, semua sudah terlambat. Kesempatan beramal hilang. Banyak ingin minta
dihidupkan tapi Allah tidak mengijinkan. Jika mayat hidup lagi maka bentuknya
menakutkan dan mudharatnya akan lebih besar. Coba byangkan, bagaimana seandainya
ada mayat hidup? pasti kita takut kan?
"Yen urip golekko dhuwit" Maka dari itu,
kesempatan terbaik untuk berkarya dan beramal adalah saat ini. Saat kita masih
hidup. ingin kaya, ingin membantu orang lain, ingin membahagiakan orang tua?
sekaranglah saatnya. Ketika uang dan harta benda masih bisa menyumbang bagi
tegaknya agama Allah. Sebelum terlambat, sebelum segala pintu kesempatan
tertutup.
Mudah-mudahan kelak kita semua bisa menerapkan dan mengamalkan
makna dari syair di dalam lagu “SLUKU-SLUKU BATHOK” ini.Amien..............
Bukan hanya untuk sekedar lagu dolanan, akan tetapi merupakan
keadaan yang harus dilakukan setiap manusia di bumi agar selalu dekat dengan
Allah SWT.