A.
Pengertian Motor
Motor
listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan sebuah
perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau
blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan digunakan
juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik,kipas
angin).
Motor listrik kadangkala disebut
“kuda kerja” nya industri, sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan
sekitar 70% beban listrik total di industri. Mekanisme kerja untuk seluruh
jenis motor listrik secara umum sama (Gambar 1), yaitu:
Ø Arus listrik dalam medan magnet akan
memberikan gaya.
Ø Jika kawat yang membawa arus
dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada
sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
Ø Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi
untuk memutar kumparan.
Ø Motor-motor memiliki beberapa loop pada
dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan
magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Dalam
memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan
beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torsi sesuai dengan
kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga
kelompok:
ü Beban torsi konstan, adalah beban
dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya,
namun torsi nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torsi konstan adalah
conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
ü Beban dengan torsi variabel, adalah
beban dengan torsi yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban
dengan torsi variabel adalah pompa sentrifugal dan fan (torsi bervariasi
sebagai kwadrat kecepatan).
ü Beban dengan energi konstan, adalah
beban dengan permintaan torsi yang berubah dan berbanding terbalik dengan
kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan
mesin.
B.
Jenis Motor Listrik
Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor
listrik: motor DC dan motor AC. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan
pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut
dalam bagan dibawah ini.
1. Motor DC/Arus Searah
Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus
langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada
penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan
yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Gambar 3 memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga
komponen utama:
Ø Kutub medan. Secara sederhada
digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada
motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana
memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi
membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk
motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih
elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai
penyedia struktur medan.
Ø Dinamo. Bila arus masuk menuju
dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk
silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus
motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,
sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi,
arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
Ø Kommutator. Komponen ini terutama
ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik
dalam dinamo. Kommutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan
sumber daya.
Gambar
3. Motor DC.
Keuntungan
utama motor DC adalah kecepatannya mudah dikendalikan dan tidak mempengaruhi
kualitas pasokan daya. Motor DC ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
Ø Tegangan dinamo – meningkatkan
tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan.
Ø Arus medan – menurunkan arus medan
akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC
tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk
beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang,
seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan
perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor
tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak
berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal
dibanding motor AC.
Hubungan antara
kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:
Gaya elektromagnetik:
Torsi:
Dimana:
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torsi electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan
Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torsi electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan
Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah
a. Motor DC sumber daya terpisah/
Separately Excited, Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut
motor DC sumber daya terpisah/separately excited.
b. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited:
motor shunt. Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara
paralel dengan gulungan dinamo (A) seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh
karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus
dinamo.
Gambar
4. Karakteristik Motor DC Shunt.
Berikut tentang
kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
Kecepatan
pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu
setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara
memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau
dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).
c. Motor DC daya sendiri: motor seri.
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 5. Oleh karena itu, arus medan
sama dengan arus dinamo.
Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International
Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd, 2002):
v Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
v Harus dihindarkan menjalankan motor
seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor
seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi,
seperti derek dan alat pengangkat hoist (lihat Gambar 5).
Gambar
5. Karakteristik Motor DC Seri.
d. Motor DC Kompon/Gabungan.
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt.
Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan
seri dengan gulungan dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6.
Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan
yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan
medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal
yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan
motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon
yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).
Gambar
6. Karakteristik Motor DC Kompon.
2. Motor AC/Arus Bolak-Balik
Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang
membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik
AC memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan
"rotor" seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.
Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan
komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC
terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan.
Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak
frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan
dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena
kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah
(harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan
rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).
Jenis-Jenis Motor AC/Arus Bolak-Balik
a. Motor sinkron
Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan
tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC)
untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena
itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor
udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk
memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang
menggunakan banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron adalah (Gambar 7):
Ø Rotor, Perbedaan utama antara motor
sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada
kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab
medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau
arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan
dengan medan magnet lainnya.
Ø Stator, Stator menghasilkan medan
magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang dipasok.
Motor ini berputar pada kecepatan
sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003):
Ns = 120 f / P
Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub
Ns = 120 f / P
Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub
Gambar
7. Motor Sinkron.
b. Motor induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan
pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang
sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber
daya AC.
Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama
(Gambar 8):
Rotor. Motor induksi menggunakan dua
jenis rotor. Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang
dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi
hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan
ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase
digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke
cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya.
Stator.
Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga
fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan
diberi spasi geometri sebesar 120 derajat
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok
utama (Parekh, 2003):
ü Motor induksi satu fase. Motor ini
hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase,
memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk
menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling
umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci
dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
ü Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang
berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut
memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan
rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri.
Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai
contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder.
Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.
Gambar
8. Motor Induksi.
Motor induksi
bekerja sebagai berikut, Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan
magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor.
Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan
magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar. Walaupun begitu, didalam
prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada
“kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan
tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya
beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang
sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin
geser/slip ring motor”.
Persamaan
berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase slip/geseran(Parekh, 2003):
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi
Gambar
9. Grafik Torsi vs Kecepatan Motor Induksi.
Gambar 9
menunjukan grafik torsi vs kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus
yang sudah ditetapkan. Bila motor (Parekh, 2003):
ü Mulai menyala ternyata terdapat arus
nyala awal yang tinggi dan torsi yang rendah (“pull-up torque”).
ü Mencapai 80% kecepatan penuh, torsi
berada pada tingkat tertinggi (“pull-out torque”) dan arus mulai turun.
ü Pada kecepatan penuh, atau kecepatan
sinkron.
C.
Pengertian Generator
Generator listrik adalah sebuah alat
yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanikal, biasanya dengan
menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik.
Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan
listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator
tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini
bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi
tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat
maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melakui sebuah turbin maupun kincir
air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan, energi surya atau
matahari, udara yang dimampatkan, atau apapun sumber energi mekanik yang lain.
Sebelum hubungan
antara magnet dan listrik ditemukan, generator menggunakan prinsip
elektrostatik. Mesin Wimshurst menggunakan induksi elektrostatik atau
"influence". Generator Van de Graaff menggunakan satu dari dua
mekanisme:
Ø Penyaluran
muatan dari elektroda voltase-tinggi
Ø Muatan
yang dibuat oleh efek triboelectric menggunakan pemisahan dua insulator.
Kini
dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magnet, yaitu:
·
lilitan
magnet utama
·
lilitan
magnet bantu (interpole)
·
lilitan magnet kompensasi
Generator elektrostatik tidak efisien dan berguna hanya
untuk eksperimen saintifik yang membutuhkan voltase tinggi.
D. Generator DC
Generator DC merupakan sebuah perangkat Motor listrik
yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan
arus DC / arus searah.
1. Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet
permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap
beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau
casis, serta bagian rotor. Gambar 1 menunjukkan gambar potongan melintang
konstruksi generator DC.
Gambar 1. Konstruksi Generator DC
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.
Gambar 1. Konstruksi Generator DC
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.
2. Prinsip kerja Generator DC
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator
diperoleh melalui dua cara:
ü Dengan menggunakan cincin-seret,
menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
ü Dengan menggunakan komutator,
menghasilkan tegangan DC.
Gambar 2. Pembangkitan Tegangan Induksi.
Gambar 3. Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator.
Jika ujung
belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga
dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 3.(1), maka dihasilkan listrik
AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor
dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 3.(2) dengan dua belahan, maka
dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positip.
·
Rotor
dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah
komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.
·
Besarnya
tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan banyaknya
putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).
3. Jenis-jenis
Generator DC
1. Generator
Penguat Terpisah
Pada
generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung
menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat terpisah,
yaitu:
a. Penguat
elektromagnetik (Gambar 8.a)
b. Magnet
permanent / magnet tetap (Gambar 8.b)
Gambar 8. Generator Penguat Terpisah.
Gambar 8. Generator Penguat Terpisah.
Energi listrik yang
dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan tegangan
eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik. Generator
ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan
F1-F2.
Penguat dengan magnet
permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari terminal
rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun
sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.
2.
Generator Shunt
Pada
generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2).
Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan
magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Diagram Rangkaian Generator Shunt
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Diagram Rangkaian Generator Shunt
Jika
generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak
akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran
terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau
energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.
3. Generator Kompon
Generator
kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu
penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri.
Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan pada Gambar 12. Pengatur medan
magnet (D1-D2) terletak di depan belitan shunt.
Gambar 12. Diagram Rangkaian Generator Kompon
Gambar 12. Diagram Rangkaian Generator Kompon
E. Generator AC (sinkron)
1. Konstruksi Generator AC
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama
dengan konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron.
Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin
tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan medan
magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan sebuah kumparan (biasa disebut
jangkar) tempat dibangkitkannya GGL arus bola-balik.
Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan GGL berupa
stator yang diam dan struktur medan magnit berputar sebagai rotor. Kumparan DC
pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar melaui
slipring dan sikat arang, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang
yaitu sistem “brushless excitation”.
a. Bentuk Rotor
Untuk
medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin dengan
kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder gambar 3a,
sedangkan mesin dengan kecepatan rendah seperti Hydroelectric atau Generator
Listrik Diesel mempunyai rotor kutub menonjol gambar 3b.
Gambar 3a. Bentuk Rotor kutub silinder.
Gambar 3b. Bentuk Rotor kutub menonjol.
Gambar 3a. Bentuk Rotor kutub silinder.
Gambar 3b. Bentuk Rotor kutub menonjol.
b. Bentuk
Stator
Gambar 4. Inti Stator dan Alur pada Stator
Gambar 4 memperlihatkan alur stator tempat kumparan jangkar.
Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga fasa, ada
dua tipe yaitu :
o
Belitan
satu lapis (Single Layer Winding).
o
Belitan
berlapis ganda (Double Layer Winding).
c.
Bentuk Stator Satu Lapis
Gambar 5 memperlihatkan belitan satu lapis, karena hanya ada
satu sisi lilitan didalam masing-masing alur. Bila kumparan tiga fasa dimulai
pada Sa, Sb, dan Sc dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa disatukan dalam dua
cara, yaitu hubungan bintang dan segitiga. Antar kumparan fasa dipisahkan
sebesar 120 derajat listrik atau 60 derajat mekanik, satu siklus GGL penuh akan
dihasilkan bila rotor dengan 4 kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus
GGL penuh menunjukkan 360 derajat listrik, adapun hubungan antara sudut rotor
mekanis α_mek dan sudut listrik α_lis, adalah :
Gambar 5. Belitan Satu Lapis Generator Sinkron Tiga Fasa.
Contoh:
Sebuah generator Sinkron mempunyai 12 kutub. Berapa sudut mekanis ditunjukkan dengan 180 derajat listrik.
Jawaban:
Sudut mekanis antara kutub utara dan kutub selatan adalah:
Ini menunjukkan 180 derajat listrik
atau bisa juga secara langsung, yaitu:
Gambar 6. Urutan fasa ABC.
Gambar 5. Belitan Satu Lapis Generator Sinkron Tiga Fasa.
Contoh:
Sebuah generator Sinkron mempunyai 12 kutub. Berapa sudut mekanis ditunjukkan dengan 180 derajat listrik.
Jawaban:
Sudut mekanis antara kutub utara dan kutub selatan adalah:
Ini menunjukkan 180 derajat listrik
atau bisa juga secara langsung, yaitu:
Gambar 6. Urutan fasa ABC.
Untuk
menunjukkan arah dari putaran rotor gambar 6. (searah jarum jam), urutan fasa
yang dihasilkan oleh suplai tiga fasa adalah ABC, dengan demikian tegangan
maksimum pertama terjadi dalam fasa A, diikuti fasa B, dan kemudian fasa C.
Kebalikan arah
putaran dihasilkan dalam urutan ACB, atau urutan fasa negatif, sedangkan urutan
fasa ABC disebut urutan fasa positif. Jadi ggl yang dibangkitkan sistem tiga
fasa secara simetris adalah:
EA = EA ∟ 0° volt
EB = EB ∟ -120° volt
EC = EC ∟ -240° volt
EA = EA ∟ 0° volt
EB = EB ∟ -120° volt
EC = EC ∟ -240° volt
2. Prinsip-Prinsip Kerja Generator Sinkron
Setelah kita membahas mengenai konstruksi dari suatu
generator sinkron, maka artikel kali ini akan membahas mengenai prinsip kerja
dari suatu generator sinkron. Yang akan menjadi kerangka bahasan kali ini
adalah pengoperasian generator sinkron dalam kondisi berbeban, tanpa beban,
menentukan reaktansi dan resistansi dengan melakukan percobaan tanpa beban
(beban nol), percobaan hubung-singkat dan percobaan resistansi jangkar.
Seperti telah dijelaskan pada artikel-artikel sebelumnya,
bahwa kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu
generator sinkron berbanding lurus. Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja
dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu
lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan
a’.
Untuk dapat lebih mudah memahami, silahkan lihat animasi
prinsip kerja generator.
Gambar 1. Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub.
Gambar 1. Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub.
Lilitan seperti disebutkan diatas disebut “Lilitan
terpusat”, dalam generator sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam
masing-masing fasa yang terdistribusi pada masing-masing alur stator dan
disebut “Lilitan terdistribusi”. Diasumsikan rotor berputar searah jarum jam,
maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan jangkar. Satu putaran rotor
dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik atau 1 Hertz (Hz).
Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1
Hz. Maka untuk frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk
kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per
detik (rps). Bila rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub
maka masing-masing revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan
dalam lilitan stator. Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi
dari kecepatan rotor, dan diformulasikan dengan:
Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan
yang masing-masing terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar
keliling celah udara seperti diperlihatkan pada kumparan a – a’, b – b’ dan c –
c’ pada gambar 2. Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi
sinus satu dengan lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan seimbang
besarnya fluksi sesaat :
ΦA = Φm. Sin ωt
ΦB = Φm. Sin ( ωt – 120° )
ΦC = Φm. Sin ( ωt – 240° )
Gambar 2. Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub
ΦA = Φm. Sin ωt
ΦB = Φm. Sin ( ωt – 120° )
ΦC = Φm. Sin ( ωt – 240° )
Gambar 2. Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub
Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks
tersebut adalah:
ΦT = ΦA +ΦB + ΦC, yang merupakan fungsi tempat (Φ) dan waktu (t), maka besar- besarnya fluks total adalah:
ΦT = Φm.Sin ωt + Φm.Sin(ωt – 120°) + Φm. Sin(ωt– 240°). Cos (φ – 240°)
ΦT = ΦA +ΦB + ΦC, yang merupakan fungsi tempat (Φ) dan waktu (t), maka besar- besarnya fluks total adalah:
ΦT = Φm.Sin ωt + Φm.Sin(ωt – 120°) + Φm. Sin(ωt– 240°). Cos (φ – 240°)
Dengan
memakai transformasi trigonometri dari :
Sin α . Cos β = ½.Sin (α + β) + ½ Sin (α + β ),
maka dari persamaan diatas diperoleh :
ΦT = ½.Φm. Sin (ωt +φ )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) + ½.Φm. Sin ( ωt + φ – 240° )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) +½.Φm. Sin (ωt + φ – 480°)
Sin α . Cos β = ½.Sin (α + β) + ½ Sin (α + β ),
maka dari persamaan diatas diperoleh :
ΦT = ½.Φm. Sin (ωt +φ )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) + ½.Φm. Sin ( ωt + φ – 240° )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) +½.Φm. Sin (ωt + φ – 480°)
Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu,
ketiga, dan kelimaakan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan
akan didapatfluksi total sebesar,
ΦT
= ¾ Φm. Sin ( ωt - Φ ) Weber .
Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 Φ dengan sudut putar sebesar ω. Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :
E maks = Bm. ℓ. ω r Volt
dimana :
Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)
ℓ = Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)
ω = Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)
r = Radius dari jangkar (meter)
Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 Φ dengan sudut putar sebesar ω. Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :
E maks = Bm. ℓ. ω r Volt
dimana :
Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)
ℓ = Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)
ω = Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)
r = Radius dari jangkar (meter)