Sistem
refrijerasi uap bertujuan untuk menjaga daerah dingin dengan temperatur di
bawah temperatur sekitarnya. Hal tersebut biasanya dicapai dengan system
refrijerasi uap.
A. Pengertian Sistem Refrijerasi Uap
Untuk
mengenalkan aspek-aspek refrigerasi,
pandanglah sebuah siklus refrigerasi
uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Siklus ini
didapatkan dengan membalikkan siklus tenaga uap menunjukkan sekema kerja dan
diagram T-s siklus refrijerasi uap Carnot yang di operasikan di antara daerah
bertemperatur Tc dan daerah lain yang memiliki temperature yang lebih tinggi
Th. Siklus ini dijalankan dengan refrijeran yang disirkulasikan secara tunak
melalui komponen- komponen. Seluruh proses adalah reversible secara internal.
Selain itu, karena perpindahan kalor antara refrijeran dan setiap daerah
terjadi tanpa terjadi perubahan temperatur, maka tidak ada inversibilitas
eksternal. Perpindahan energy ditunjukkan pada diagram tersebut memiliki nilai
positif yang ditunjukkan oleh tanda panah.
Pada
siklus, refrigeran bersirkulasi
melalui urutan beberapa
komponen. Semua proses secara
internal reversibel. Perpindahan kalor antara refrigeran dan setiap
bagian terjadi tanpa
perubahan temperatur, dan
tidak ada terjadi ireversibilitas eksternal.
Refrigeran masuk ke evaporator dalam
bentuk 2 fase yaitu campuran cairan dan uap pada kondisi 4. Pada evaporator
sebagian refrigeran berubah fase dari cair ke uap
karena perpindahan kalor
dari daerah yang
bertemperatur TC ke refrigeran. Temperatur dan tekanan
refrigeran tetap konstan selama proses dari kondisi
4 ke kondisi 1. Refrigeran kemudian di
kompresi secara adiabatik dart titik 1, dimana refrigeran berada pada kondisi 2 fase campuran cair-uap, menuju
kondisi 2 dimana fase menjadi uap jenuh.
Selama proses ini temperatur refrigeran naik dari TC ke TH, dan tekanan juga
naik. Kemudian refrigeran masuk ke condenser dimana fase refrigeran akan
berubah menjadi cairan
jenuh karena terjadi perpindahan kalor
kepada daerah yang
bertemperatur TH. Temperatur
dan tekanan tetap konstan selama proses 2 ke 3. Refrigeran kembali
kekondisi pada saat masuk evaporator
melalui proses ekspansi adiabatik pada turbin yaitu titik 3 ke titik 4.
Pada proses ini temperatur turun dari TH ke TC dan juga terjadi penurunan tekanan.
Karena siklus
refrigerasi uap Carnot terdiri dari proses reversibel, luas daerah pada diagaram T-s adalah besar perpindahan
kalor. Luas daerah 1-a-b-4-1 adalah kalor yang
ditambahkan ke refrigeran dari daerah dingin dan luas daerah 2-a-b-3-2
adalah kalor yang dilepaskan ke daerah panas. Daerah tertutup 1-2-3-4-1 adalah perpindahan kalor bersih yang
dipindahkan dari refrigeran. Perpindahan kalor bersih sebanding dengan kerja
netto yang dilakukan pada refrijeran. Kerja bersih (netto) adalah selisih
antara masukan kerja kompresor dan keluaran kerja turbin.
Koefisien kerja β
dari setiap siklus refrijeran adalah rasio dari efek refrijerasi terhadap
masukan diperlihatkan pada gambar diatas. Koefisien kerjanya adalah
Persaman ini mempresentasikan koefisien kinerja teoritis maksimum
dari setiap siklus refrijerasi yang dioperasikan antara daerah bertemperatur Tc
dan Th.
B. Komponen – komponen Refrigerasi Uap
1.
Evaporator
Proses yang terjadi di evaporator
adalah proses evaporasi yang berlangsung secara isobar. Refrigerant yang mengalir ke evaporator berada dalam
keadaan cair bertekanan rendah. Refrigerant cair tersebut akan mengalami
perubahan fasa dari cair ke uap akibat dari proses penyerapan panas dari
ruang/media yang akan didinginkan. Sehingga refrigerant yang masuk ke dalam
kompresor keadaannya sudah menjadi uap.
2.
Kompresor
kompresor berfungsi untuk meningkatkan tekanan dari
uap refrigerant. Uap refrigerant bertekanan rendah yang masuk ke kompresor.
Kompresor keadaannya sudah menjadi uap.
3.
Kondensor
proses yang terjadi di kondensor adalah proses
kondensasi. Uap refrigerant bertekanan tinggi dari kompresor akan mengalir
masuk ke dalam kondenser sehingga fasanya dapat berubah dari uap menjadi cair.
Proses kondensasi tersebut dilakukan untuk mendapatkan kembali refrigerant dengan
fasa cair sehingga dapat dipergunakan secara berulang dalam siklusnya.
4.
Katup Ekspansi
Refrigerant cair yang bertekanan dan bertemperatur
tinggi yang berasal dari kondensor akan mengalami proses ekspansi di katup
ekspansi, sehingga tekanan dan temperatur refrigerant di evaporator akan
menjadi rendah dan refrigerant tersebut dapat menyerap panas dari ruangan/media yang akan didinginkan.
C. Kinerja Sistem Kompresi Uap
Jika ireversebilitas di dalam evaporator dan
condenser diabaikan, maka tidak akan ada penurunan tekanan akibat gesekan, dan
refrijeran mengalir pada tekanan konstan melalui dua alat penukaran kalor. Jika
kompresi terjadi tanpa ireversebilitas, dan perpindahan kalor “liar” ke
lingkungan diabaikan, sehingga proses kompresi adalah isentropic. Dengan
pertimbangan tersebut, siklus refrijerasi kompresi-uap yang ditandai dengan
1-2s-3-4-1 pada diagram T-s. siklus tersebut terdiri dari sederetan proses
berikut:
Proses 1-2s : Kompresi
isentropic refrijeran dari kondisi 1 hingga mencapai tekanan condenser pada
kondisi 2s.
Proses 2s-3 :
Perpindahan kalor dari refrijeran ketika mengalir pada kondisi konstan melaui
condenser. Refrijeran keluar berupa cairan pada kondisi 3.
Proses 3-4 : Proses trotel dari trotle
3 ke campuran dua fasa cair-uap pada kondisi 4.
Proses 4-1 : perpindahan
kalor ke refrigeran ketika mengalir pada tekanan konstan melalui
evaporator.
Semua proses diatas secara internal adalah reversibel
kecuali pada proses throttling. Walaupun ada proses ireversibel
ini, siklus dianggap ideal. Siklus 1-2-3-4-1
merupakan siklus aktual dimana terjadi proses ireversibel pada proses kompresi
dari 1 ke 2 dan membutuhkan kerja input yang lebih besar. Efisiensi kompresor
isentropik dirumuskan:
D. Analisis Terhadap Sistem Refrijerasi Kompresi – Uap
Sistem refrijerasi kompresi uap merupakan system
refrijerasi yang paling umum digunakan saat ini. Tujuan dari sub bab ini adalah
memperkenalkan fitur fitur penting dari system dengan tipe ini dan untuk
memberikan ilustrasi bagaimana system tersebut dimodelkan secra termodinamik.
1.
Mengevaluasi
Kerja dan Perpindahan Kalor Utama
Dengan melihat pengoperasian pada kondisi tunak sebuah system
kompresi-uap. Yang ditunjukkan dalam gambar tersebut adalah kerja dan perpindahan
kalor utama. Yang memiliki nilai positif searah dengan tanda panah. Perubahan
energy kinetic dan Potensial diabaikan di dalam analisis-analisis berikut yang
dilakukan terhadap komponen komponen. Kita mulai dengan evaporator, dimana efek
refrijerasi yang diinginkan tercapai.
·
Pada saat refrijeran melewati
evaporator, perpindahan kalor dari ruang yang refrijerasi menghasilkan
penguapan refrijeran. Untuk volume atur yang melingkupi sisi refrijeran didalam
evaporator tersebut, kesetimbagan laju massa dan energy terinduksi untuk
memberikan laju perpindahan kalor per satuan massa dari aliran refrijerasi.
Dimana ṁ adalah laju aliran massa refrijeran.
Laju perpindahan kalor dapat disebut sebagai kapasitas refrijerasi.
Dalam system satuan SI, kapasitas biasanya diekspresikan dalam kW. Dalam system
satuan English, kapasitas refrijerasi dapat diekspresikan dalam Btu/h. Satuan
lainnya yang umum dipakai untuk kapasitas refrijerasi dalam ton refrijerasi,
yang sebanding dengan 200 Btu/min atau sekitar 211 kJ/min.
·
Refrijerasi yang meninggalkan
evaporator dikompresikan ke tekanan dan temperature yang relative tinggi oleh
kompresor. Mengasumsikan tidak ada perpindahan kalor kea tau dari kompresor,
laju kesetimbangan massa dan energy untuk volume atur yang melingkup kompresor
memberikan
Diman w/m adalah laju dari masukan daya persatuan massa
dari aliran refrijeran.
·
Selanjutnya refrijeran
melalui condenser, dimana refrijeran terkondensasi dan terjadi perpindahan
kalor dari refrijeran ke lingkungan sekitarnya yang lebih dingin. Untuk volume
atur yang melingkupi refrijeran pada sisi condenser, laju perpindahan kalor
dari refrijran persatuan massa dari aliran refrijerasi adalah
Akhirnya,
refrijeran pada kondisi 3 memasuki katup ekspansi dan berekspansi hingga
mencapai tekanan evaporator. Proses ini biasanya dimodelkan sebagai proses
trotel dengan
h4 = h3
Tekanan refrijeran berkurang
di dalam ekspansi adiabatic irreversible, dan disertai dengan peningkatan
entropi spesifik. Refrijeran keluar dari katup pada kondisi empat berupa
campuran dua fase cair-uap.
Di dalam kompresi system uap,
masukan daya netto sebanding dengan daya kompresor, karena katup ekspansi tidak
melibatkan masukan ataupun keluaran daya. Dengan menggunakan
kuantitas-kuantitas dan persamaan-persamaan yang diperkenalkan di atas,
koefisien kinerja untuk system refrijerasi kompresi-uap dari gambar diatas
adalah:
Jika kondisi 1 sampai 4
adalah tetap, persamaan diatas dapat digunakan untuk mengevaluasi kerja dan
perpindahan kalor utama dan koefisien kerja dari system kompresi-uap. Karena
persamaan ini sudah dikmbangkan dengan mereduksi kesetimbangan laju massa dan
energy, persamaan persamaan tersebut berlaku sama untuk kinerja actual dengan
ireversibilitas di evaporator, kompresor, dan kondensor dan untuk kinerja ideal
untuk kinerja ideal dimana efek tersebut tidak ada. Meskipun ireversibilitas di
evaporator, kompresor, dan kondensor dapat memberikan efek yang cukup besar
pada kinerja secra keseluruhan. Banyak yang bisa dipelajari mengenai pembahasan
mengenai siklus ideal yang tidak memiliki inversibilitas. Siklus demikian
menentukan limit atas kinerja dari siklus refrejerasi kompresi-uap.